Kakawin Sutasoma adalah sebuah kakawin dalam bahasa
Jawa Kuno. Kakawin ini termasyhur, sebab setengah bait dari kakawin ini
menjadi motto nasional Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Motto atau semboyan Indonesia tidaklah tanpa sebab diambil
dari kitab kakawin ini. Kakawin ini menceritakan epis dengan pangeran
Sutasoma sebagai protagonisnya. Amanat kitab ini mengajarkan toleransi antar agama, terutama
antar agama Hindu-Siwa dan Buddha. Kakawin
ini digubah oleh Empu Tantular pada abad ke-14.
Penggalan Pupuh139 Bait 5 Kitab sutasoma
Bhinneka tunggal ika
Frase “bhinneka tunggal ika” , yang
petikannya sebagai berikut:
Rwãneka dhãtu winuwus Buddha Wiswa
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Šiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa,
Yang artinya:
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jualah itu. Tidak ada
kerancuan dalam kebenaran.
Calon Buddha (Bodhisattva)
dilahirkan kembali sebagai Sutasoma, putra Raja Hastinapura,
prabu Mahaketu. Setelah dewasa Sutasoma sangat rajin beribadah, cinta akan agama Buddha. Ia tidak
senang akan dinikahkan dan dinobatkan menjadi raja. Maka pada suatu malam, sang
Sutasoma melarikan diri dari negara Hastina.
Maka setelah kepergian sang pangeran diketahui,
timbullah huru-hara di istana, sang raja beserta sang permaisuri sangat
sedih, lalu dihibur oleh orang banyak.
Setibanya di hutan, sang pangeran bersembahyang dalam
sebuah kuil. Maka datanglah dewi Widyukarali yang bersabda bahwa sembahyang sang
pangeran telah diterima dan dikabulkan. Kemudian sang pangeran mendaki
pegunungan Himalaya diantarkan oleh beberapa orang pendeta.
Sesampainya di sebuah pertapaan, maka sang pangeran mendengarkan riwayat cerita
seorang raja, reinkarnasi seorang raksasa yang senang makan manusia.
Alkisah adalah seorang raja bernama Purusada atau
Kalmasapada. Syahdan pada suatu waktu daging persediaan santapan sang prabu,
hilang habis dimakan anjing dan babi. Lalu si juru
masak bingung dan tergesa-gesa mencari daging pengganti, tetapi tidak dapat.
Lalu ia pergi ke sebuah pekuburan dan memotong paha seorang mayat dan
menyajikannya kepada sang raja. Sang raja sungguh senang karena merasa sangat
sedap masakannya, karena dia memang reinkarnasi raksasa. Kemudian dia bertanya
kepada sang juru masak, tadi daging apa. Karena si juru masak diancam, maka
iapun mengaku bahwa tadi itu adalah daging manusia.
Semenjak saat itu diapun gemar makan daging manusia. Rakyatnyapun sudah habis
semua; baik dimakan maupun melarikan diri. Lalu sang raja mendapat luka di
kakinya yang tak bisa sembuh lagi dan iapun menjadi raksasa dan tinggal di
hutan.
Sang raja memiliki kaul akan
mempersembahkan 100 raja kepada batara Kala jika dia
bisa sembuh dari penyakitnya ini.
Sang Sutasoma diminta oleh para pendeta untuk membunuh raja
ini tetapi ia tidak mau, sampai-sampai dewi Pretiwi keluar
dan memohonnya. Tetapi tetap saja ia tidak mau, ingin bertapa saja.
Maka berjalanlah ia lagi. Di tengah jalan syahdan ia
berjumpa dengan seorang raksasa ganas berkepala gajah yang
memangsa manusia. Sang Sutasoma hendak dijadikan mangsanya. Tetapi ia melawan
dan si raksasa terjatuh di tanah, tertimpa Sutasoma. Terasa seakan-akan
tertimpa gunung. Si raksasa menyerah dan ia mendapat khotbah dari
Sutasoma tentang agama Buddha bahwa orang tidak boleh membunuh sesama makhluk
hidup. Lalu si raksasa menjadi muridnya.
Lalu sang pangeran berjalan lagi dan bertemu dengan seekor
naga. Naga ini lalu dikalahkannya dan menjadi muridnya pula.
Maka akhirnya sang pangeran menjumpai seekor harimau betina
yang lapar. Harimau ini memangsa anaknya sendiri. Tetapi hal ini dicegah oleh
sang Sutasoma dan diberinya alasan-alasan. Tetapi sang harimau tetap saja
bersikeras. Akhirnya Sutasoma menawarkan dirinya saja untuk dimakan. Lalu iapun
diterkamnya dan dihisap darahnya. Sungguh segar dan nikmat rasanya. Tetapi
setelah itu si harimau betina sadar akan perbuatan buruknya dan iapun menangis,
menyesal. Lalu datanglah batara Indra dan
Sutasoma dihidupkan lagi. Lalu harimaupun menjadi pengikutnya pula. Maka
berjalanlah mereka lagi.
Hatta tatkala itu, sedang berperanglah sang Kalmasapada
melawan raja Dasabahu, masih sepupu Sutasoma. Secara tidak sengaja ia menjumpai
Sutasoma dan diajaknya pulang, ia akan dikawinkan dengan anaknya. Lalu iapun
berkawinlah dan
pulang ke Hastina.
Ia mempunyai anak dan dinobatkan menjadi prabu Sutasoma.
Maka diceritakanlah lagi sang Purusada. Ia sudah
mengumpulkan 100 raja untuk dipersembahkan kepada batara Kala, tetapi batara Kala
tidak mau memakan mereka. Ia ingin menyantap prabu Sutasoma. Lalu Purusada
memeranginya dan karena Sutasoma tidak melawan, maka dia berhasil ditangkap.
Setelah itu dia dipersembahkan kepada batara Kala. Sutasoma
bersedia dimakan asal ke 100 raja itu semua dilepaskan. Purusada menjadi
terharu mendengarkannya dan iapun bertobat. Semua raja
dilepaskan.
EmoticonEmoticon