Kegunaan Obat Paracetamol

Paracetamol adalah obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun panas/demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Paracetamol juga dikenal dengan nama acetaminophen. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan.

Cara kerja obat ini yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim COX berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim ini, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.
GOLONGAN
Bisa diperoleh tanpa resep dokter di apotek atau toko obat berijin resmi.
KEMASAN
Obat ini dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
tablet 100 mg, 120 mg, 250 mg, 500 mg, dan 650 mg
Tersedia juga sediaan-sediaan berikut :
Paracetamol syrup 120 mg/5 ml syrup, 160 mg/5ml syrup, dan 250 mg/5 ml syrup
Paracetamol drops 100 mg/ml oral drops
Paracetamol infusion 10 mg/ml
Paracetamol Suppository 125 mg dan 250 mg


INDIKASI PARACETAMOL
Kegunaan paracetamol adalah sebagai berikut :
Paracetamol digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia. Namun obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi dan membutuhkan terapi obat penurun panas. Rekomendasi WHO : penggunaan obat penurun panas, bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101,3 °F). (Baca : Obat Demam Anak : Pilih Paracetamol, Ibuprofen Atau Aspirin?)
Digunakan secara luas untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Pada nyeri yang lebih berat seperti nyeri pasca operasi obat ini biasanya dikombinasikan dengan NSAID atau analgetic opioid.
Kombinasi paracetamol dengan kafein adalah obat lini pertama pada pengobatan migrain.
Paracetamol bisa dipilih untuk meredakan nyeri pada arthritis ringan, dengan efek yang sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang lebih ringan.
Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di pasaran.

KONTRA INDIKASI
jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif.

EFEK SAMPING PARACETAMOL
Secara umum obat ini bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping paracetamol yang mungkin terjadi :
Paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.
Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi, paracetamol diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, obat ini dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal., termasuk gagal ginjal akut.
Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US Food and Drug Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian paracetamol, meski hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini pada penderita asma terutama anak-anak, karena ada kemungkinan terjadinya peningkatan resiko asma ataupun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal
Beberapa ahli mengaitkan penggunaan paracetamol oleh ibu hamil, dengan resiko terjadinya asma pada anak-anak dan peningkatan ADHD. Namun obat ini tetap dianjurkan sebagai obat pilihan pertama untuk nyeri dan demam selama kehamilan, meski harus memperhatikan resikonya.

PERHATIAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :
Pemakaian obat ini harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil. Obat ini adalah pilihan pertama sebagai pereda nyeri dan penurun panas bagi ibu menyusui, namun jika anda ragu berkonsultasilah dengan dokter jika anda ingin menggunakan paracetamol saat menyusui.
Meskipun efeknya terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya obat ini dikonsumsi setelah makan.
Jika anda mengkonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati sangat tinggi terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

PENGGUNAAN PARACETAMOL OLEH WANITA HAMIL
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan paracetamol kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Penelitian pada hewan telah ditemukan efek buruk obat ini terhadap janin. Hal ini harus menjadi perhatian jika ingin menggunakan obat ini untuk wanita hamil. Karena penelitian klinis pada manusia belum dilakukan sebaiknya penggunaan obat ini oleh ibu hamil hanya jika sangat dibutuhkan dan manfaatnya dapat dipastikan lebih besar dari resiko yang mungkin terjadi.

INTERAKSI OBAT
Berikut adalah interaksi dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic paracetamol.
Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.
Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.
Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.

DOSIS PARACETAMOL
Masing-masing sediaan paracetamol diberikan dengan dosis berikut :
TABLET 500 MG :
Dewasa atau anak > 12 tahun : 3 – 4 x sehari 1 tablet.
Anak 5 – 12 tahun : 3 – 4 x sehari ½ tablet.
SYRUP 120 MG/5 ML :
Anak < 1 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.
Anak 1-3 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.
Anak 3-6 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.
Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 5-10 ml sirup.
Di atas 12 tahun : 3-4 x sehari 15-20 ml sirup.

SYRUP 160 MG/5 ML :
Anak 3 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.
Anak 4-5 tahun : 3-4 x sehari 7.5 ml sirup.
Anak 6 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup.

SYRUP 250 MG/5 ML :
Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.
Anak di atas 12 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup.
DROPS :
Anak < 1 tahun : 3-4 x sehari 0.6 ml drops.
Anak 1-2 tahun : 3-4 x sehari 0.6-1.2 ml drops.
Anak 3-6 tahun : 3-4 x sehari 1.2 ml drops.
Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 2.4 ml drops.

CHEWABLE TABLET (120MG/TABLET) :
dosis anak usia 6-12 tahun : 3-4 x sehari 2-4 tablet.
dosis anak usia 2-5 tahun : 3-4 x sehari 1-2 tablet.

RECTAL ATAU SUPPOSITORY :
dosis dewasa : 3-4 x sehari 0.5-1 gram, maksimal 4 gram/hari.
dosis anak usia 7-12 tahun : 3-4 x sehari 250 mg, maksimal 1 gram/hari
dosis anak usia 1-6 tahun : 3-4 x sehari 125 mg, maksimal 750 mg/hari
dosis anak usia kurang dari 1 tahun : 3-4 x sehari 60 mg.

INFUSION :
Dosis dewasa dan anak dengan berat badan lebih dari 50 kg : 1 gram diberikan secara infus intravena selama 15 menit. Obat diberikan hingga 4 x sehari. Dosis maksimal 4 gram.
Dosis dewasa dan anak dengan berat badan 30-50 kg : 15 mg/kg BB diberikan secara infus intravena selama 15 menit. Obat diberikan hingga 4 x sehari. Dosis maksimal 60 mg/kg BB/hari.
Obat diberikan dengan interval waktu minimal 4 jam.
Catatan :
Bila perlu obat diberikan setiap 4 jam atau menurut petunjuk dokter.
Pemberian tidak lebih dari 5 x sehari.

DOSIS LAZIM PARACETAMOL
Dosis lazim dewasa untuk penurun panas dan atau meredakan nyeri
Injeksi intavena : 1000 mg setiap 6 jam atau 650 mg setiap 4 jam (dosis maksimum 4000 mg/hari, 1000 mg/ 1 x pemberian)
Oral atau rectal (melalui dubur) : 325-650 mg setiap 4-6 jam.
Dosis lazim bayi dan anak < 12 tahun untuk penurun panas dan meredakan nyeri
Oral : 10-15 mg / kg BB / dosis, diberikan setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
Melalui dubur : 10-20 mg / kg BB / dosis, diberikan setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
Injeksi intavena untuk anak usia < 2 tahun : 7.5-15 mg / kg BB/ dosis diberikan setiap 6 jam. Dosis maksimum : 60 mg / kg BB / hari.
Injeksi intravena untuk anak usia 2-12 tahun : 15 mg / kg Bb setiap 6 jam. Dosis maksimum : 75 mg / kg BB / hari (tidak melebihi 3750 mg / hari).
Dosis lazim anak > 12 tahun untuk penurun panas dan meredakan nyeri
Oral atau melalui dubur : 325-650 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimum : 4000 mg / hari.
Injeksi intravena untuk anak dengan berat badan < 50 kg : 15 mg / kg BB setiap 6 jam. Dosis maksimum : 750 mg/sekali pemberian atau 3750 mg/hari.
Injeksi intravena untuk anak dengan berat badan ≥ 50 kg : 650 mg setiap 4 jam. Dosis maksimum 1000 mg/sekali pemberian atau 4000 mg/hari.


EmoticonEmoticon