Cara Mengatasi Stres Yang Sudah Menumpuk

Kepribadian Yang  Mudah Terkena stres
Yaitu kumpulan corak kebiasaan yang digunakan seseorang untuk bereaksi terhadap rangsangan baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dan corak kebiasaan ini bersifat khas pada masing-masing individu.
CIRI kepribadian yang relatif mudah Terkena Stres :
  • Orang yang bersifat hati-hati, takut gagal, takut memperoleh hinaan dan kesalahan.
  • Seseorang workaholic, seseorang yang senang sekali bekerja (tipe A)
  • Seseorang dengan kebutuhan untuk keberhasilan yang tinggi.
  • Seseorang yang kaku dalam proses berpikirnya, kurang lentur (rigid)
  • Orang yang sedang mengalami krisis tengah umur (midlife-crisis)


TANGGAPAN TUBUH TERHADAP STRES (Daya Adaptasi).


Menurut Selye, stres merujuk pada suatu reaksi yang kompleks di pihak organisme terhadap pengaruh atau dampak non-spesifik dari lingkungan (pengaruh atau dampak itu dinamakan “stresor” atau “stimulus”). Sesuai dengan berat ringannya stres dan lama-singkatnya stres berlangsung, tubuh menanggapinya dalam tiga tahap.

1. Tahap “reaksi peringatan atau alarm” (tanggapan terhadap bahaya).
Tanggapan ini berfungsi untuk mengerahkan sumber daya tubuh melawan stres. Pada awal tanggapan terhadap bahaya itu, untuk sesaat reaksi tubuh turun di bawah normal. Misalnya, tekanan darah, detak jantung, pernapasan berkurang. Tetapi reaksi tubuh itu segera berbalik naik. Darah mengalir lebih cepat, jantung berdetak lebih cepat, pernafasan lebih cepat, keringat banyak keluar. Hal ini terjadi misalnya waktu kita menghadapi keadaan darurat misalnya hampir terlanggar kendaraan waktu mau menyeberang jalan. Pada tahap ini, biasanya orang berjuang mengatasi stres dengan melawan (fight) atau lari (flight) dari sumber stres. Reaksi tubuh terhadap stres yang tinggi ini tak mungkin bertahan lama. Maka bila stres terlalu keras dan tak terhindarkan, serta reaksi tubuh yang intens tetap tak berkurang, organisme tubuh dapat hancur dalam beberapa saat, jam atau hari. Jika tahap ini dapat diatasi, maka menyusul :
2. Tahap “adaptasi atau resistensi”
Gejala-gejala semula menghilang. Terjadi penyesuaian dengan perubahan lingkungan, dan bersangkutan dengan ini terciptalah suatu peninggian “daya tahan”. Dampak stresor atas organisme berkurang atau dinetralisasi. Tubuh tidak banyak menunjukkan gejala-gejala stres, seolah-olah biasa saja. Tetapi tubuh yang sudah menahan stres itu menjadi lemah jika menghadapi stres baru, sehingga mudah terkena penyakit.
3. Tahap “kelelahan” (exhaustion)
Cadangan adaptasi yang tersedia dalam organisme telah terpakai habis. Sekarang timbul penyakit misalnya hipertensi, tukak lambung, encok, asthma, reaksi allergi, penyakit jantung dan disebut sebagai “penyakit adaptasi”.


DAMPAK STRES

Orang yang mengalami stres dapat mengalaminya hanya untuk sementara waktu saja atau dapat untuk waktu lama. Pada tahap yang terakhir stres psikologik akan menampakkan diri dalam bentuk sakit fisik dan sakit psikis. Kesehatan jiwa terganggu. Orang dapat menjadi agresif, dapat menjadi depresi, dapat menderita neurosis cemas, dapat menderita gangguan psikosomatik, dapat tidak sehat badan, yaitu menderita penyakit fisik :

– Tekanan darah tinggi
– Sakit jantung
– Sesak nafas (Asthma Bronkhial)
– Radang usus, tukak lambung atau usus.
– Sakit Kepala (Tension Headache)
– Sakit eksim kulit (Neurodermatitis)
– Konstipasi
– Arthritis
– Kanker, dll.


UPAYA PENCEGAHAN STRES
Jaga kesehatan fisik dengan makanan bergizi, cukup istirahat dan olahraga
Mempunyai kepercayaan kepada Tuhan YME, hidup dalam pengharapan dan iman serta menjalankan ajaran Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menerima segala peristiwa dalam kehidupan sebagai pelajaran dan dapat mengambil hikmahnya.
  • Jika mempunyai masalah yang melibatkan emosi, cepat selesaikan dengan cara yang benar. Jangan memendam emosi dan konflik.
  • Belajar tidak egois dan selalu mau menolong orang lain
  • Percaya diri, tidak rendah diri dan senang dengan dirinya (dapat menerima diri apa adanya)
  • Nikmati, hayati, syukuri tiap-tiap menit yang berlalu (here and now, masa depan adalah serial dari masa sekarang)
  • Pupuklah benih-benih cinta (kasih sayang)
  • Kembangkan rasa humor
  • Carilah nilai-nilai perjuangan dalam hidup, sehingga kita dapat menghadapi kehidupan dengan ulet dan tahan bantingan.


UPAYA PENANGGULANGAN STRES


1. Pemberian obat (terapi medikamentosa).
Jika sudah menderita gangguan Jiwa, pertama-tama penderita harus diberi obat dulu sesuai dengan diagnosisnya.
Hal ini perlu untuk menghilangkan gejala, sehingga penderita kembali tenang dan dapat berpikir jernih, sehingga dapat diberikan psikoterapi.
2. Psikoterapi
Psikoterapi ialah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seorang pasien yang dilakukan oleh seorang yang terlatih, dalam hubungan profesional secara sukarela, dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu dan mengembangkan pertumbuhan kepribadian secara positif.
3. Latihan relaksasi
Latihan relaksasi dapat mengurangi kecemasan (anxietas), dapat menidurkan mereka yang menderita insomnia dan dapat mengurangi rasa sakit kepala yang ditimbulkan oleh stres. Latihan relaksasi dapat dilaksanakan dengan prosedur :
  • relaksasi progresif (Jacobson)
  • autogenic training (Schultz)
  • biofeedback
  • meditasi

Semua prosedur diatas umumnya memiliki beberapa prinsip yang sama yakni :
diusahakan timbulnya pengendoran otot-otot tubuh.
harus dilakukan secara teratur dan berulang kali.
individu itu dianjurkan untuk memakai relaksasi ini dalam menghadapi situasi stres sehari-hari.
juga diberikan pada klien suatu prosedur kognitif untuk menciptakan pikiran yang tenang, umpama : pada autogenic training, mereka harus mengulang-ulang kalimat “lengan dan kakiku sekarang berat dan hangat”.
persamaan yang paling kuat dari semua model prosedur relaksasi di atas adalah atensi pasif, yakni suatu fenomena yang berlawanan dengan jawaban aktif atau perjuangan yang umum dilaksanakan dalam menghadapi stres. Umpama : autogenic training, klien diajarkan untuk melaksanakan konsentrasi pasif. Dalam bio-feedback training diajarkan untuk bertindak berlawanan dari “usaha keras”.
4. Upaya yang bersifat lingkungan
  • Keluarga. Seorang isteri / suami dapat merupakan sokongan sosial yang sangat berharga bagi seorang yang sedang menderita stres. Demikian pula halnya dengan orang tua bagi anaknya dan sebaliknya.
  • Perkumpulan senasib / seprofesi. Perkumpulan para lanjut usia, para remaja atau kawan dan sebagainya banyak pula dapat pembantu anggotanya bila ia mengalami suatu stres atau masalah.
  • Agama. Berdoa bersama dalam agamanya telah banyak memperlihatkan khasiatnya dalam memberikan kekuatan pada seseorang dalam menghadapi persoalan-persoalannya.




EmoticonEmoticon