AgustaWestland AW139 adalah helikopter 15 kursi menengah bermesin ganda yang diproduksi oleh AgustaWestland. Awalnya dirancang dan dikembangkan bersama oleh Agusta dan Bell Helikopter dan dipasarkan sebagai Agusta Bell-AB139, Helikopter itu disebut AW139 ketika Bell mengundurkan diri dari proyek tersebut.
AW139 telah menjadi salah satu produk AgustaWestland yang paling berpengaruh, telah berkembang menjadi dua helikopter medium-lift , AW149 orientasi militer dan AW189 untuk pasar sipil.
Spesifikasi AW139
Kru: 1 sampai 2
Kapasitas: 15 penumpang
Panjang: 13,77 m (45 ft 2 in)
Main rotor diameter: 13,80 × m (45 ft 3 in)
Lebar: 2,26 m (10 ft 0 in)
Tinggi: 3,72 m (12 ft 2 in)
Main rotor area: 149.57 m 2 (1.609,97 ft 2 )
Berat kosong: 3.622 kg (£ 7985)
Berat kotor: 6.400 kg (14.110 £)
Powerplant: 2 × Pratt & Whitney Canada PT6C-67C turboshaft mesin, 1.142 kW (1.531 hp) masing-masin
AW139 telah menjadi salah satu produk AgustaWestland yang paling berpengaruh, telah berkembang menjadi dua helikopter medium-lift , AW149 orientasi militer dan AW189 untuk pasar sipil.
Spesifikasi AW139
Kru: 1 sampai 2
Kapasitas: 15 penumpang
Panjang: 13,77 m (45 ft 2 in)
Main rotor diameter: 13,80 × m (45 ft 3 in)
Lebar: 2,26 m (10 ft 0 in)
Tinggi: 3,72 m (12 ft 2 in)
Main rotor area: 149.57 m 2 (1.609,97 ft 2 )
Berat kosong: 3.622 kg (£ 7985)
Berat kotor: 6.400 kg (14.110 £)
Powerplant: 2 × Pratt & Whitney Canada PT6C-67C turboshaft mesin, 1.142 kW (1.531 hp) masing-masin
Keunggulan Heli AW 139
- Kapasitas besar Ditengok dari sisi kapasitas, AW139 yang masuk heli katagori kelas medium memiliki kemampuan angkut yang besar. Heli mampu membawa 15 penumpang dan dua pilot. Dalam konfigurasi medis udara, heli mampu membawa empat tandu pasien (stretcher) dan empat kru medis. Sementara Dauphin hanya mampu membawa dua pilot dan 12 penumpang. Atau dua pilot, dua tandu, dan satu personel medis Ruang kabin AW139 cukup lapang dan dirancang agar personel mudah melakukan pergerakan. Ini terlihat dari panel-panel yang sangat kompak dan tidak membuat sempit ruangan. Dari sisi kenyamanan, standar AW139 sudah dilengkapi pendingin udara (AC). Sementara heli lainnya masih mengandalkan kipas angin.Pintu geser pada kabin AW139 juga terbilang lebar. Hal ini memberikan keleluasan bagi pergerakan loading maupun unloading. Uniknya, di bagian belakang AW139 juga terdapat ruang bagasi yang cukup besar dimana terdapat pula pintu di bagian belakang untuk memasukkan atau menurunkan bagasi.
- Dari segi Mesin AW139 menggunakan dua mesin Pratt & Whitney Canada PT6C turboshaft dengan sistem kontrol FADEC (full authority digital engine control) yang terbilang handal. Masing-masing mesin menghasilkan tenaga 1.531 HP.AW139 mampu terbang hingga ketinggian 20.000 kaki. Bila satu mesin mati, heli masih tetap bisa beroperasi dan bahkan melakukan hovering pada ketinggian 12.000 kaki. Kemampuan ini jelas yang tertinggi dibandingkan helikopter lain di jajaran Basarnas.Main rotor heli AW139 terdiri dari lima bilah baling-baling utama berbahan komposit dan hub berbahan titanium. Sementara pada bagian ekor, baling-baling hanya berjumlah empat dengan bahan material yang sama. Dengan gabungan mesin dan konfigurasi lima baling-baling utama, AW139 mampu digeber hingga kecepatan 310 km/jam. Jarak jelajah terbang heli ini mencapai 1.250 km 9pada kecepatan 306 km/jam) dan lama terbang mencapai enam jam.Untuk roda pendarat, W139 menggunakan tiga roda yang dapat dilipat. Dua roda utama disimpan di bagian sponson yang juga berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan perangkat emergensi.
- FLIR 380 yang cukup canggihSedikit mengenai kemampuan FLIR Star SAFIRE 380-HDc, di Indonesia FLIR ini merupakan yang tercanggih, bahkan dibandingkan dengan FLIR yang digunakan pada heli H225M Cougar maupun heli Bell 412EP TNI AD. Star SAFIRE 380-HDc mampu menyajikan gambar dan video yang jernih dan antigoyang pada jarak deteksi yang cukup jauh secara realtime. Perangkat ini terdiri dari tiga bagian yakni Turret FLIR Unit (TFU), Universal Hand Control Unit (UHCU), dan Laser Interlock Unit(LIU). Sistem FLIR 380-HDc dirancang secara khusus untuk penggunaan airborne atau dalam penerbangan, meskipun bisa digunakan pula pada kondisi yang lain. SAFIRE 380-HDc dilengkapi sensor HD EO (High Definition Electro-Optic) terdiri dari sensor primer dan sekunder, kemudian sensor Short-Wave Infra-Red (SWIR), sensor High Definition Low Light (HD LL), dan Communications Interface Options. Sensor-sensor tersebut bekerja sesuai kondisi yang dihadapi. Misal SWIR, dapat digunakan untuk mendeteksi lebih detail huruf dan warna pada ekor pesawat atau tulisan di kapal pada kondisi cuaca yang buruk. Sensor ini juga dapat mengdeteksi nomor kendaraan yang sedang melaju kencang di jalan raya.Perangkat FLIR ini dilengkapi dengan searchlight TrakkaBeam A-800 untuk memudahkan pencarian objek SAR terutama pada malam hari atau kondisi cuaca yang gelap
EmoticonEmoticon