Tari Joged Bumbung Bali merupakan tari pergaulan di Bali. Biasanya dipentaskan dalam acara-acara sosial kemasyarakatan di Bali, seperti acara pernikahan. Tarian ini ditarikan oleh penari wanita, yang kemudian mencari pasangan pria dari para penonton untuk diajak menari bersama. Tarian ini awalnya adalah sebuah tarian pergaulan yang diciptakan oleh para petani kala itu untuk menghibur dikala sedang istirahat setelah bekerja di lumbung. Tarian ini pun banyak diminati oleh masyarakat dan menjadi sebuah kelompok-kelompok seni. Persaingan yang tidak sehat mengakibatkan para kelompok-kelompok tari berinovasi dengan berbagai hal termasuk memasukkan unsur menarik dan seni yang sangat menarik kedalam tariannya. Dan bagusnya tarian yang awalnya dibuat dengan sederhana kemudian dikenal masyarakat dengan tarian pergaulan asal Bali Tarian ini biasanya diiringi dengan seperangkat musik dari bambu.
Sejarah
Jogged Bumbung telah berkembang di Bali sejak tahun 1950 .
Diawali oleh pengaruh tarian gandrung dari Banyuwangi yang kala itu masuk ke
Bali karena dibawa oleh hulu balang kerajaan Mengwi yang konon menguasai
kerajaan di bagian timur Jawa itu. Di Bali tari gandrung tidak melibatkan
penari perempuan tapi penari pria. Selama lebih dari 20 tahun sejak tahun 1930
tari gandrung itu merajai seluruh ranah hiburan di Bali kala itu,Sampai seniman
di Bali menciptakan tari Joged Bumbung yang kostumnya mirip penari gandrung
tapi melibatkan penari wanita.
Tari Joged Bumbung merupakan tari pergaulan Bali yang sangat
populer bahkan di era globalisasi sekarang ini. Meskipun akhir-akhir ini tari
Joged Bumbung sering dipentaskan dan dikemas dengan gerakan-gerakan yang tidak
sesuai dengan pakem-pakem tari Bali, namun joged bumbung tidak bisa dipungkiri
bahwa tarian ini memiliki nilai estetika dan historis yang begitu melekat di
hati masyarakat Bali, yaitu sebagai sebuah Tari hiburan rakyat.
Tari Joged Bumbung ini pertama kali muncul di Bali utara
sekitar pada tahun 1946.Tarian ini biasanya dipentaskan pada hari raya maupun
hari penting lainnya.Tarian ini merupakan tarian berpasangan dengan mengundang
para penonton untuk berpartisipasi yang ditunjuk langsung oleh sang penari dan
kemudian menari bersama dengan sang penari.Penonton yang ikut menari dinamakan
“Pengibing”.Tarian Joged bumbung ini membutuhkan kelincahan dan gerak tubuh
sang penari.Seiring dengan teknologi yang semakin maju tarian ini semakin
jarang dipentaskan,tetapi masih sangat digemari oleh para penonton atau
penggemarnya walaupun tarian Joged jarang dipentaskan.Belakangan ini Tari Joged
Bumbung hanya dipentaskan di hotel-hotel untuk menghibur dan memperkenalkan
tarian kepada para tamu yang ada di hotel tersebut.Dalam buku Dance and Drama
In Bali menyatakan Tari Joged merupakan satu-satunya tarian yang bisa
dikategorikan sebagai tarian social di Bali dengan uraian yang mencakup
Gandrung,Oleg,Leko,dan Andir,dimana tarian ini dimulai dengan penampilan tarian
solo dalam style legong yang sangat jelimet.Menurut Drs. Soedarsono,Tari Joged
merupakan tarian rakyat yang berfungsi sebagai hiburan atau tarian
pergaulan.Dalam Tarian Joged “Ngibing” merupakan ajakan penari Joged kepada
penonton untuk menari bersama-sama di atas panggung dan kadang-kadang bisa
terjadi kontak tangan,kadang juga mereka melakukan tarian sejenis tarian
bercinta dan lain sebagainya.Tarian ini memiliki pola gerak yang agak
bebas,lincah dan dinamis yang diambil dari Legong maupun kekebyaran dan
dibawakan secara improvisatif.Tarian ini biasanya diiringi dengan tingklik
bamboo berlaras slendro yang disebut dengan Grantang atau gamelan
Gegrantangan.Instrumensasi gamelan Joged terdiri dari Grantang(terdiri dari
empat sampai delapan buah) yang terdiri dari empat granting gede dan empat
grantang kecil,yang berfungsi sebagai pembawa melodi pokok.Kemudian ada
Kemporyang dibuat dari besi atau kerawang.Bentuknya seperti Jegogan di dalam
Gamelan Gong,berbilah dua(nada yang sama numbing dan ngisep) berfungsi sebagi
finalis dalam lagu-lagu atau gamelan Joged Bumbung.Kemudian kempli(instrumen
pembawa matra).Klenang yaitu sejenis kajar atau penombal kajar.Ricik adalah
cengceng kecil yang berfungsi untuk memperkaya ritme dalam gamelan Joged
Bumbung.Dan ada kendang satu buah yang berfungsi sebagai pemurba irama.Dan yang
terakhir ada yang namanya suling yang berjumlah tiga sampai empat buah yang berfungsi
untuk memaniskan dan memainkan lagu-lagu.
Jenis-jenis Tarian Joged Bumbung
Jenis-jenis Tari Joged Bumbung dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu:
1.Joged Pingitan,Joged pingitan ini pada awalnya
merupakan tari pergaulan yang diayomi di lingkungan istana,tetapi sekarang
menjadi tarian yang disakralkan.
2.Adar,Tokohan,Udegan,merupak tarian pergaulan
yang sudah dipelihara oleh masyarakat banyak
3.Andir,merupakan sejenis tari
pergaulan yang pementasannya dikaitkan dengan ritual keagamaan atau
kepercayaan.
4.Gandrung,merupakan sjenis tarian pergaulan yang ditarikan oleh
kaum laki-laki,namun pada saat sekarang tarian ini berkembang menjadi tarian
yang ditarikan oleh kaum perempuan.
5.Joged Bumbung,merupakan suatu tari
pergaulan yang berfungsi sebagi hiburan dimana penyebarannya sudah sangat luas,bahkan
hampir di seluruh Bali.
Tari Joged Bumbung ditonton oleh semua kalangan,mulai
dari anak-anak,remaja sampai orang dewasa. Adegan-adegan yang tidak pantas dilakukan oleh penari dengan pasangannya tersebut tentunya juga dilihat oleh
anak-anakdan para remaja. Hal tersebut mungkin dapat mempengaruhi perkembangan mental si penonton yang masihanak-anak dan muda-muda.Gerakan bergoyang
dengan saling berhadapan secara dekat,serta sesekali melakukan adegan memeluk
dan gerakan lainnya yang berbau pornografi ,tentunya tidak menutup kemungkinan
akan membuat penonton khususnya para remaja dan anak-anak mendapat pengetahuan
seksual dari sajian jogged Bumbung tersebut.
EmoticonEmoticon